KLASIFIKASI MODEL
PENGAJARAN
Berdasarkan tujuan
pembelajaran, sintaks (pola urutan) dan sifat lingkungan belajar, model
pengajaran diklasifikasikan :
1.
Pengajaran
Langsung (Direct Instruction) – DI
Suatu
model pengajaran yang sebenarnya bersifat “teacher center”.
-
Guru
mendemonstrasikan/memodelkan pengetahuan/keterampilan yang akan dilatihkan
kepada siswa secara langkah demi langkah dan selanjutnya siswa akan meniru.
Peranan
guru sangatr dominan, maka guru dituntut menjadi seorang “model” yang menarik.
a.
Landasan
teoritik
P.L.
didasarkan pada “teori belajar sosial” tentang pemodelan tingkah laku yang
dikembangkan oleh Albert Bandura (teori sosial Bandura). Menurut Albert Bandura
belajar yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari “pemodelan” yaitu
meniru perilaku dan pengalaman (keberhasilan dan kegagalan) orang lain.
b.
Tujuan Hasil
Belajar Siswa
Model P.L.
dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang :
-
Pengetahuan
deklaratif – pengetahuan tentang sesuatu, misalnya : bagian-bagian mikroskop
-
Pengetahuan
prosedural – pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, misalnya :
bagaimana cara menggunakan mikroskop.
c.
Tingkah laku
mengajar (sintaks)
Fase-fase
|
Perilaku Guru
|
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Fase 2 : mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Fase 3 : membimbing pelatihan
Fase 4 : mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Fase 5 : memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran
mempersiapkan siswa untuk belajar.
Guru mendemonstrasikan keterampilan yang benar atau menyajikan informasi
tahap demi tahap.
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan
sehari-hari.
|
d.
Lingkungan
belajar dan sistem pengelolaan.
P.L
memerlukan lingkungan belajar yang efektif, oleh karena itu harus direncanakan
oleh guru dan siswa. Demonstrasi dan jadwal pelatihan juga harus direncanakan
secara seksama. Sistem pengelolaan yang dilakukan oleh guru harus menjamin
terjadinya keterlibatan siswa, misalnya : memperhatikan, mendengarkan dan
resitasi (tanya jawab).
2.
Pembelajaran
Kooperatif (Cooperative Learning) – CL
Suatu
model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
memiliki tingkat kemampuan berbeda. Setiap anggota kelompok saling bekerjasama
dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
a.
Landasan
teoritik
P.K.
didasarkan pada teori :
-
Teori belajar
kognitif-konstruktif oleh Vygotsky siswa belajar melalui interaksi dengan orang
dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
-
Sesuai dengan
prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL). Guru mengaitkan materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari..
b.
Tujuan hasil
belajar siswa
P.K.
dikembangkan untuk :
-
Mencapai
hasil belajar akademik.
-
Mengembangkan
keterampilan sosial siswa.
Dalam P.K.
siswa kelompok bawah dan kelompok atas akan bekerjasama untuk mendapat
keuntungan, misalnya : siswa kelompok atas – “tutor” bagi siswa kelompok bawah
(tutor teman sebaya). Dalam proses tutorial ini siswa kelas atas akan
meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan bagi kelompok
bawah.
c.
Keterampilan
kooperatif
Dalam P.K.
tidak hanya mempelajari materi saja namun siswa juga mempelajari keterampilan
khusus yang disebut “keterampilan kooperatif” a.l : (Lundgren:1994).
-
Keterampilan
kooperatif tingkat AWAL :
o
Mengambil
giliran dan berbagi tugas
o
Berbagi dalam
kelompok
o
Berada dalam
tugas
o
Menyelesaikan
tugas pada waktunya
o
Menghormati
perbedaan individu
-
Keterampilan
kooperatif tingkat MENENGAH :
o
Mendengarkan
dengan aktif
o
Bertanya
o
Membuat
ringkasan
-
Keterampilan
kooperatif tingkat MAHIR :
o
Mengelaborasi
o
Memeriksa
dengan cermat
o
Menanyakan
kebenaran
o
Berkompromi
d.
Tingkah Laku
Mengajar (Sintaks)
Fase-fase
|
Perilaku Guru
|
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Fase 2 :menyajikan informasi
Fase 3 : mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5 : evaluasi
Fase 6 : memberikan penghargaan
|
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat
bahan bacaan.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas.
Guru mengevaluasi hasil-hasil belajar tentang materi yang dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Guru memberi cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
|
e.
Lingkungan
belajar dan sistem pengelolaan
Lingkungan
belajar pada P.K dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa. Guru
membentuk kelompok dan siswa bekerjasama dalam kelompoknya sambil mengawasi
setiap kelompok guru memberikan umpan balik. Lingkungan belajar harus dikelola
sesuai dengan materi yang dipelajari misalnya : di ruang kelas, di lapangan, di
laboratorium, dan lain-lain.
Tipe-tipe
/ Variasi C.L
1.
STAD (Student
Team Achievement Division)
STAD atau
Team Siswa Kelompok Prestasi
-
Setiap
kelompok 4-5 orang (heterogen)
-
Guru
menyajikan pelajaran
-
Siswa bekerja
dalam team masing-masing
-
Guru memberikan
kuis di akhir pelajaran (tidak boleh saling membantu)
-
Poin tiap
anggota di jumlah untuk rata-rata skor team
-
Team yang
mendapat skor tertinggi diberi penghargaan
2.
JIGSAW
-
Setiap
kelompok 5-6 orang
-
Guru
memberikan pilihan sesuai kemampuan untuk mengerjakan topik tertentu.
-
Ada kelompok
asal dari kelompok ahli
-
Setiap
kelompok ahli menyelesaikan/mendiskusikan topik yang telah dipilih
-
Setiap
kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil diskusinya pada
teman kelompok asalnya.
-
Guru meminta
secara acak pada setiap kelompok untuk presentasi.
3.
Investigasi
Kelompok
-
Setiap
kelompok 5-6 orang dengan minat yang sama.
-
Guru
memberikan materi yang kompleks
-
Setiap
kelompok melakukan penelitian – inquiri dengan terlebih dahulu merumuskan
masalah, menyusun hipotesis dan merencanakan percobaan.
-
Setiap
kelompok melaporkan penelitiannya.
4.
TPS (Thinking
Pairing Sharing)
-
Thinking
(berpikir) : guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran, lalu siswa diminta untuk memikirkan jawaban pertanyaan secara
mandiri beberapa saat.
-
Pairing
(berpasangan) : guru meminta beberapa pasangan untuk berbagi dengan seluruh
kelas secara bergiliran dan guru menyimpulkan.
5.
NHT (Numbered
Head Together) – Penomoran Berpikir bersama
-
Guru membagi
siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan memberi kartu yang berisi nomor 1-5.
-
Guru
mengajukan sebuah pertanyaan.
-
Setiap
anggota kelompok menyatukan pendapatnya terhadap pertanyaan.
-
Guru
memanggil suatu nomor tertentu dan siswa yang nomornya dipanggil mengacungkan
tangan dan mencoba menjawab pertanyaan.
-
Guru
mengambil nomor dari siswa yang jawabannya benar.
-
Siswa yang
nomornya diambil tidak dapat menjawab pertanyaan berikutnya tapi dapat membantu
kelompoknya.
-
Guru
menghitung jumlah kartu yang terbanyak dan mengumumkan pemenangnya sambil
memberikan pujian.
3.
Pengajaran
Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) - PBI
Pengajaran
yang menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan
inkuiri.
Peranan
Guru dalam PBI : mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan dan dialog
siswa.
Ciri –
ciri PBI :
-
Pengajuan
pertanyaan
-
Pemusatan
antar disiplin
-
Penyelidikan
otentik
-
Kerjasama
-
Menghasilkan
karya
a.
Landasan
teoritik
PBI
bertumpu pada psikologi kognitif dan juga prinsip-prinsip CTL. Model PBI sangat
efektif untuk mengajarkan proses-proses berpilin tingkat tinggi, membantu siswa
membangun sendiri pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di
sekelilingnya.
b.
Tujuan Hasil
Belajar
PBI bertujuan
untuk :
-
membantu
siswa mengembangkan kemampuan berpikir
-
pemecahan
masalah
-
keterampilan
intelektual
-
belajar
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata
atau simulasi.
-
menjadi
pembelajaran yang otonomi dan mandiri.
c.
Tingkah laku
mengajar (sintaks)
Fase-fase
|
Perilaku Guru
|
Fase 1 : orientasi siswa kepada masalah.
Fase 2 : mengorganisasikan siswa untuk belajar
Fase 3 : membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Fase 5 : menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, video dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
|
d.
Lingkungan
belajar dan sistem pengelolaan
Lingkungan
belajar menekankan pada peranan sentral siswa bukan guru. Sistem pengelolaan
dicirikan oleh : terbuka, proses demokrasi dan peranan siswa aktif.